Medical


Ada dua cara pencegahan tetanus pada seseorang yang terluka, yaitu dengan memberinya imunisasi dengan tetanus toxoid (TT, yang isinya racun bakteri tetanus alias Clostridium tetani yang dilemahkan) atau dengan memberinya serum antitoksin (pilihannya ATS atau imunoglobulin). Sekarang ATS sudah mulai ditinggalkan karena sering memicu reaksi alergi. Adapun imunoglobulin khusus untuk tetanus adalah human tetanus immunoglobulin atau HTIG.

Tapi tidak semua luka perlu mendapat pencegahan tetanus. Cara menilai apakah seseorang membutuhkan pencegahan adalah sebagai berikut:

  1. Nilailah apakah luka kotor atau tidak. Luka baru disebut kotor kalau lukanya bersifat luka tusuk (tertusuk paku, tertusuk benda tajam, dan sejenisnya), luka disertai patah tulang terbuka, luka digigit hewan (seperti anjing atau ikan hiu), luka yang tercemar tanah atau tinja (tinja binatang termasuk), atau luka yang sudah berbau busuk dan banyak nanahnya. Selebihnya, kalau cuma luka lecet atau luka goresan, dianggap luka bersih.
  2. Tanyakan ke korban luka tersebut, kapan terakhir dia mendapat vaksinasi TT. Kebanyakan orang pasti lupa. Kalau sampai si korban menjawab lupa (atau kita tidak bisa mengetahuinya karena suatu dan lain hal), anggap saja si korban belum pernah dapat imunisasi sama sekali. Satu kali vaksinasi TT “berkhasiat” selama 10 tahun. Jadi jika seseorang ingat dirinya pernah divaksin TT dalam 10 tahun terakhir, dia dianggap sudah vaksin TT.

Setelah menentukan jenis luka dan riwayat vaksinasinya, barulah ditentukan apakah metode pencegahan yang akan diberikan kepada si korban luka.

  • Luka bersih, vaksinasi TT terakhir < 10 tahun yang lalu: Tidak usah diberi apa-apa.
  • Luka bersih, vaksinasi TT terakhir > 10 tahun yang lalu atau tidak diketahui: berikan vaksinasi TT 0.5 mL.
  • Luka kotor, vaksinasi TT terakhir < 10 tahun yang lalu: Berikan imunoglobulin 250-500 unit jika lukanya benar-benar kotor.
  • Luka kotor, vaksinasi TT terakhir > 10 tahun yang lalu atau tidak diketahui: berikan vaksinasi TT 0.5 mL dengan imunoglobulin 250-500 unit. Berikan keduanya di tempat terpisah karena efek imunoglobulin dapat menetralkan TT. Biasanya satu di lengan kanan dan yang satu lagi di lengan kiri.

(hnz)

Penanganan terhadap batu saluran kemih berbeda-beda, tergantung pada tempat di mana batu itu ditemukan.

Berikut ini penulis berhasil merangkum sejumlah modalitas terapi yang dapat menjadi alternatif untuk kasus batu saluran kemih, dengan mempertimbangkan lokasi batu dan ukuran diameter batu (dinilai dari foto Rontgen). Sumbernya dari berbagai web dan textbook tentang urologi. Jika ada tulisan yang kurang tepat atau perkembangan yang lebih modern, bisa ditambahkan di bagian komentar.

1. Batu ginjal (di calix/pyelum)

Diameter batu < 5 mm: terapi konservatif (banyak minum, diuretik dan antispasmodik, dan ditunggu 6 bulan, lalu pasien diminta foto Rontgen ulang agar dokter dapat menilai batunya).

Diameter batu 5-20 mm: nefrolitotripsi lewat kulit (percutaneous nephrolitotripsy, PCN) atau ESWL (extracorporeal shockwave lithotripsy)

Diameter batu > 20 mm: operasi terbuka (pielolitotomi, nefrolitotomi), dengan ataupun tanpa radiasi.

2. Batu ureter

1/3 pangkal (proksimal)

*2 cm atau kurang: ESWL atau litotripsi dengan tabung pneumatik.
*lebih dari 2 cm: uretrorenoskopi (URS) atau ureterolitotomi (operasi terbuka).

1/3 tengah

*2 cm atau kurang: litotripsi pneumatik, atau dorong batu ke ginjal untuk di-ESWL.
*lebih dari 2 cm: ureterolitotomi.

1/3 ujung (distal)

*2 cm atau kurang: litotripsi pneumatik, atau tarik batu ke kandung kemih untuk di-ESWL.
*lebih dari 2 cm: ureterolitotomi.

3. Batu kandung kemih (vesica urinaria)

Kurang dari 10 mm: konservatif

*10-20 mm: vesikolitotripsi lewat uretra

*lebih dari 20 mm: vesikolitotomi (operasi terbuka)

4. Batu uretra

*1/3 belakang (posterior): dorong batu ke kandung kemih dengan kateter, lalu pakai anestesi lokal (xylocaine), lakukan vesikolitotripsi transuretral.

*1/3 tengah dan depan (anterior): tarik keluar batu lewat muara uretra. Kalau tidak bisa, bantu dengan meatotomi. Jika masih gagal, coba cara seperti batu uretra letak 1/3 posterior. Dan jika gagal juga, lakukan operasi terbuka (uretrolitotomi).

(hnz)

Anda pasti mengenali poster berikut di toko optik atau poliklinik mata. Namanya Snellen chart. Fungsi poster ini adalah untuk mendeteksi tajam penglihatan seseorang. Lalu apa hubungannya dengan kacamata?

Berhubung ada perbedaan antara sistem pengukuran yang dipakai di Indonesia (juga sebagian besar negara lain di dunia!) dan Amerika Serikat, Snellen chart ini pun terdapat dalam dua versi angka. Yang satu dalam angka metrik dan yang satu lagi dalam angka imperial. Snellen chart metrik dinyatakan dalam pembanding 6 meter (6/6, 6/9, 6/12, dan seterusnya sampai 6/60). Sedangkan Snellen chart imperial adalah seperti yang terdapat di gambar di bawah ini. Angkanya dinyatakan dalam pembanding 20 kaki (20/20 sampai 20/200). Apakah 20 kaki sama dengan 6 meter? Sebenarnya tidak: 20 kaki sama dengan 6 meter lebih 10 cm (tepatnya 609.6 cm). Tapi tentu saja kelebihan 10 cm itu boleh diabaikan.

snellen_chart

Lalu apa fungsi angka pecahan yang ada di samping tiap baris? Dalam pemeriksaan tajam penglihatan, angka yang berperan penting adalah angka di sebelah baris terbawah yang bisa dibaca oleh subjek. Misalnya subjek hanya bisa membaca sampai baris 6/9. Ini berarti orang dengan tajam penglihatan normal sudah dapat membaca baris tersebut pada jarak 9 meter. Sementara itu subjek baru dapat membacanya pada jarak 6 meter. Semakin tinggi letak baris terbawah yang bisa dibaca oleh subjek, berarti semakin buruk tajam penglihatannya.

Subjek yang tidak dapat membaca sampai dengan baris 6/6 (atau 20/20) mungkin mengalami gangguan penglihatan karena penyakit organik pada mata, atau gangguan refraksi murni. Penyakit organik pada mata berarti ada kelainan struktural yang mengakibatkan tajam penglihatan menurun. Misalnya ada kerusakan pada kornea ataupun kekeruhan pada lensa (pada katarak). Namun pada gangguan refraksi murni, tidak ada kelainan struktural yang ditemukan pada mata. Untuk membedakan keduanya digunakan pemeriksaan pinhole. Pinhole adalah sebuah layar hitam dengan lubang kecil di tengah yang dipasang di depan mata yang diperiksa. Jika tajam penglihatan membaik dengan bantuan pinhole, berarti tidak ada kelainan struktural pada mata.

Jika seseorang tidak dapat membaca Snellen chart sama sekali bahkan dengan bantuan lensa, pemeriksaan selanjutnya adalah hitung jari (count fingers). Orang normal dapat menghitung jari pada jarak 60 meter. Jadi apabila subjek baru dapat menghitung jari pada jarak 2 meter, berarti tajam penglihatannya 2/60. Pemeriksaan berikutnya adalah lambaian tangan (hand motion). Orang normal dapat melihat lambaian pada jarak 300 meter. Sama seperti hitung jari, apabila subjek baru dapat melihat lambaian pada jarak 1 meter, berarti tajam penglihatannya 1/300. Pemeriksaan terakhir adalah ada atau tidaknya persepsi sinar (light perception).

Trivia

  • Snellen chart dinamai menurut penemunya, yaitu seorang dokter mata dari Belanda bernama Hermann Snellen.
  • Oleh WHO, seseorang yang tidak dapat membaca huruf teratas pada Snellen chart setelah dibantu dengan kacamata sudah dianggap buta secara hukum. Di lain pihak, cukup banyak orang miopia yang tidak mampu membaca huruf teratas pada Snellen chart tanpa bantuan kacamata. Orang-orang seperti ini tidak termasuk di dalam kategori buta secara hukum itu, karena setelah dibantu kacamata mereka umumnya tidak bermasalah untuk membaca huruf di baris 6/6 atau bahkan di bawahnya.
  • Pada sebagian Snellen chart, ada baris 6/5, 6/4, dan 6/3 (seperti yang terlihat pada gambar). Namun jika dalam aspek peresepan kacamata, baris-baris tersebut tidak bermakna.
  • Snellen chart dianggap kurang objektif dalam menilai tajam penglihatan, karena jumlah huruf yang berbeda-beda pada tiap baris dan jarak huruf yang semakin dekat pada baris-baris bawah.
  • Untuk anak yang belum dapat membaca ataupun orang buta huruf, seluruh huruf di Snellen chart diganti dengan huruf E. Subjek diminta mengatakan ke mana arah huruf E membuka. Chart modifikasi ini disebut juga Tumbling-E chart. Khusus untuk anak juga kadang dipakai poster bergambar (Allen chart) atau HOTV chart (Snellen chart yang hanya berisi huruf H, O, T, dan V).

(hnz)

« Previous PageNext Page »